Rabu, 28 Oktober 2015

Mengenal Flexo

ELEMEN DASAR FLEXOGRAFI

Awalnya mesin flexo menggunakan karet [seperti stempel]yang kemudian ditekan untuk mencetak imagenya.Mesin cetak flexo pertama kali dbuat pada tahun 1980 di inggris oleh Bibby Baron and Sons, Pada waktu yang sama mesin yang sama juga dibuat di Jerman yang dinamai Aniline, karena menggunakn tinta Aniline.Pada tahun 1950 Franklin Moses mengusulkan agar proses cetak Aniline diganti namanya menjadi cetak Flexo.
Selama 30 tahun kemudian mesin Flexo masih dianggap sebagai teknik cetak untuk kualitas rendah sehingga pada umumnya digunakan untuk mencetak pada Corugated Box. Namun dengan ditemukan tinta UV dan pengeringnya, maka cetak flexo dengan menggunakan tinta UV mulai digunakan untuk mencetak Label.
Saat ini cetak flexo dapat dicetak dengan warna-warna yang indah, dilengkapi dengan emboss, cold foil, dan sebagainya yang membuat kemasan menjadi lebih menarik, lebih ekslusif. Dengan demikian mempersingkat produk “Launching” dan menjadikan setiap produk kemasan selalu konstan warna dan kualitasnya, sehingga menjaga brand konsistensi.
Proses R&D [pengembangan produk] diawali dengan tim “Product Development” yang mencakup graphic designer, structure designer, prepress dan operator cetak. Di Negara maju pada umumnya prepress dikerjakan diluar [Repro House], namun di Indonesia banya percetakan yang mempunyai inhouse prepress.
Pada dasarnya persiapan untuk Design dan Artwork untuk cetak flexo sama dengan system cetak lainnya, namun terdapat perbedaan mendasar yang harus kita pahami, untuk cetak flexo apa yang kita lihat di layar computer dan apa yang dilihat di proof, mungkin tidak akan sama dengan hasil cetak akhir cetak flexo, proof hanya dibuat untuk melihat layout [posisi dari layout]. Oleh karena itu sebelum dicetak harus dibuat final proof yang menunjukan dengan

tepat hasil akhir cetak. Untuk mendapatkan proof yang sesuai dengan hasil cetak [90-95%] harus mengunakan software dan peralatan khusus untuk proofing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar